Rabu, 30 Januari 2008

INDIKATOR




Indonesia Tersenyum



Oleh M. JUSUF RIZAL
Memasuki tahun 2008 saya masih merasakan senyum negeriku tercinta, Indonesia. Walau terasa sulit, negeri kita yang terus tertimpa bencana karena ulah manusia, pelan tapi pasti dapat dilewati. Saya termasuk orang yang selalu berpikir positif, karena saya yakin Yang Maha Kuasa selalu menciptakan sesuatu dengan rahasianya. Hanya manusia dengan segala keserakahan, kemuna¬fikan, kesombongan dan kemungkaran¬nya, sering lupa memetik hikmahnya.
Kecerdasan Intelektual hanya men¬jadi alat membohongi rakyat. Memani¬pulasi kebijakan untuk kepentingan dirinya dan kelompoknya. Mereka pun mulai lupa akan semangat nasionalisme, yang dibangun dengan semangat dan darah oleh para pejuang, termasuk faunding father, Soekarno dan Hatta. Anggota dewan yang dipilih rakyat, justru memeras rakyat. Penegak hukum untuk supremasi hukum, justru memperjualbelikan hukum. Hukum pun dinegeri ini menjadi barang mahal. Jadi jangan heran kalau banyak koruptor dilepas. Keadilan pun suaranya mulai samar-samar terdengar.
Hanya karena saya orang yang berpikir positif, saya yakin jika semua elemen bangsa bersatu, kita akan mampu mengubah wajah bangsa Indonesia dengan senyum yang lebih lebar. Bangsa kita adalah bangsa yang besar. Negeri kita kaya. Memiliki generasi yang pintar dan cerdas. Mustinya ekonomi rakyat kita kian makmur jika kekayaan bangsa ini tidak dikorup dan dibawa lari ke luar negeri. Karena itu, saya berharap akan ada pemimpin yang tidak hanya memiliki Kecerdasan Intelektual, tapi juga Kecerdasan Emosional (peduli) dan Kecerdasan Spritual dalam membangun bangsa ini agar membuat seluruh rakyat Indonesia tersenyum.**

1 komentar:

INDO LELANG mengatakan...

Bung alangkah bangga sekaligus sedih hati saya apabila ucapan bung JR pada paragraf :

Saya termasuk orang yang selalu berpikir positif, karena saya yakin Yang Maha Kuasa selalu menciptakan sesuatu dengan rahasianya. Hanya manusia dengan segala keserakahan, kemuna¬fikan, kesombongan dan kemungkaran¬nya, sering lupa memetik hikmahnya.

adalah sebuah kebenaran yang memang di ucapkan oleh hati nuraninya dalam keadaan sadar.

Bangga karena ternyata Indonesia masih memiliki orang2 yang peduli dan berjiwa besar seperti bung JR.

Kecewanya mungkin karena saya pernah berfikir buruk di dalam hati ( ahh ternyata seorang yang gelarnya sederet dan katanya banyak bergaul dg kalangan atas " kok gaya bahasanya dan sikap tutur kata tak ubahnya seperti kuli kasar atau orang rendahan seperti saya ), yah saya pernah berkata seperti itu didalam hati..,jujur apa adanya. dan mengenai apa alasannya biarlah berlalu bersama waktu.