Rabu, 30 Januari 2008

GEDUNG KESENIAN POLRI RP 12,9 MILYAR AMBRUK BUNTUT ADANYA KKN?

Sungguh luar biasa. Bayangkan Gedung Kesenian Polri yang dibiayai senilai Rp. 12.829.900.000,- yang baru dibangun dua bulan ambruk karena kontraktornya tidak profesional. Anehnya perusahaan PT. Golden Padimun yang sudah tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan Keputusan Karo Faskon selaku Pejabat Pembuat Komitmen melalui Surat Keputusan No. Pol : Skep/46/XI/2007 tanggal 30 Nopember 2007 diberikan perpanjangan tanpa alasan yang jelas. Ada apa dengan ini Pak Kapolri? Benarkah petinggi Polri sudah mengkapling proyek-proyek di Kepolisian?

Pembangunan gedung kesenian Polri tiga lantai milik Deputi Logistik Mabes Polri di Cipi¬nang Jakarta Timur yang sedang berjalan, ambruk. Bangunan yang menelan biaya sebesar Rp. 12.829.900.000,- menewaskan satu orang pekerjanya. Wartawan Koran Kabinet ketika bangunan tersebut roboh, turun melakukan investigasi.
Dari hasil investigasi ditemukan banyak kejanggalan dalam proses tender maupun dalam pelaksanaan pembangunan proyek. Menurut Presiden LIRA (Lumbung Informasi Rakyat), M. Jusuf Rizal gedung tersebut menurut rencana akan digunakan sebagai gedung kesenian milik Mabes Polri dengan dana dari APBN.
Perusahaan kontraktor pemenang tender adalah PT. Golden Padimun. Anehnya perusahaan yang belum memiliki pengalaman tersebut dapat memenangkan tender dan menggeser perusahaan BUMN yang lebih berpengalaman karena selisih harga Rp. 1 milyar. Berdasarkan rumors perusahaan tersebut menang karena dibecking petinggi Mabes Polri.
Sinyalemen itu sangat mungkin sebab meski banyak kelemahan kontraktor tersebut, toh Karo Faskon selaku Pejabat Pembuat Komitmen melalui Surat Keputusan No. Pol : Skep/46/XI/2007 tanggal 30 Nopember 2007 tetap memberikan perpanjangan tanpa alasan yang jelas. PT. Pola Dwipa selaku Konsultan Pengawas pun meski telah memberikan tegoran sebanyak empat kali dianggap angin lalu.
Menurut M. Jusuf Rizal, yang juga Direktur Blora Center -- Tim Sukses pasangan SBY-JK dalam Pilpres -- kasus ambruknya bangunan setelah berjalan dua lantai ini tidak bisa dianggap remeh. Sebab ini menggambarkan betapa lemahnya pengawasan dan rentannya kemungkinan KKN dalam proyek-proyek di institusi Polri. "LIRA memang memperoleh banyak masukan dan informasi bahwa proyek di Kepolisian sudah dikapling-kapling lebih dulu oleh petinggi Polri bekerjasama dengan Panitia Anggaran di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)," tegas pria kelahiran Batak berdarah Madura ini.
Untuk itu, lanjutnya LIRA akan kembali melakukan investigasi menelusuri informasi yang disampaikan oleh masyarakat tentang kebobrokan penanganan proyek-proyek di kepolisian.
"Data dan hasil temuannya nanti kami akan laporkan ke KPK agar KPK dapat melakukan audit investigasi terhadap proyek-proyek yang dinilai berpotensi merugikan negara," lanjut Jusuf Rizal.
Ia juga meminta Kapolri, Sutanto menindaklanjuti dan membereskan pengelolaan tender proyek-proyek dilingkungan Kepolisian. "Kapolri harus dapat membuktikan bahwa reformasi polri berjalan. Jangan hanya bisa bicara tapi hasilnya tidak signifikan," tembahnya.
Makan korban

Ambruknya bangunan terjadi 25 Juli 2007 lalu. Koran Kabinet sempat mengabadikan runtuhnya bangunan tersebut. Posisi gedung yang roboh berada di sudut belakang, tepatnya di dekat tempat parkir motor di dalam Komplek Deputi Logistik Mabes Polri. Selain memakan korban jiwa terdapat empat orang luka-luka. Kejadian ini hingga kini tidak disebar luaskan kepada masyarakat luas.
Buruh yang tewas bernama Ahmad Udori, 27 pekerja asal Malang, Jawa Timur. Menurut rekan kerja korban, saat itu korban bersama buruh lainmengerjakan pengecoran di lantai satu, tiba-tiba tepat di atas mereka pilar penyangga dan dak (cor-coran di lantai dua) gedung ambruk menimpa Udori dan empat rekannya.
Saksi Asmi, 28, kejadian ini terjadi sore hari, dan korban sendiri tewas saat menuju rumah sakit terdekat.Pihak pengembang maupun Mabes Polri tutup mulut ketika dimintakan konfirmasi mengenai hal ini. 

Tidak ada komentar: